Hari Sabtu seminggu yang lalu, kami sekeluarga berkunjung ke Taman Bermain Pyramide van Austerlitz yang terletak di kota kecil Woudenberg, provinsi Utrecht. Taman bermain ini adalah salah satu tempat favorite anak-anak. Umurnya sudah lebih dari 100 tahun, dan berisi permainan-permainan yang biasanya hanya ada waktu Pasar Malam.
Lain kali saya tulis deh tentang taman bermain ini, tapi kali ini saya mau bercerita tentang sebuah piramida yang terletak hanya 600 meter dari taman bermain tersebut. Piramida ini bernama Pyramide van Austerlitz, yang kemudian namanya dipakai juga untuk nama taman bermain yang kami kunjungi.
Franse Tijd
Table of Contents
Piramida Austerlizts ini merupakan peninggalan penjajahan Perancis di Belanda. Pada periode tahun 1795-1813, Perancis menduduki Belanda di bawah pemerintahan Napoleon Bonaparte. Periode ini dikenal sebagai ‘Franse Tijd’ atau France Time di dalam sejarah bangsa Belanda.
Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya Louis Bonaparte sebagai raja atas negara Belanda. Seperti para penjajah pada umumnya, Napoleon berniat untuk membuat Belanda menjadi bagian dari Perancis. Namun Louis Bonaparte memiliki pandangan yang berbeda dari abangnya. Dia meras satu dengan bangsa dimana dia ditempatkan.
Louis Bonaparte mengubah namanya menjadi Lodewijk Bonaparte (Lodewijk adalah nama Belanda), dan mengumumkan bahwa dirinya adalah seorang Dutch. Hal ini membuat banyak rakyat Belanda menaruh simpati kepada raja titipan mereka. Lodewijk juga menolak untuk tunduk pada hukum dan aturan Perancis yang ditetapkan oleh Napoleon. Dia ingin menjadi raja yang mandiri, yang lepas dari pengaruh abangnya.
Pada tahun 1810, Napoleon menyerang Belanda dan mengambil alih pemerintah dari adiknya, Lodewijk. Sejak saat itu Belanda resmi menjadi bagian dari Perancis, dan mengikuti segala aturan dan hukum yang berlaku di sana. Penjajahan Perancis di Belanda ini usai di tahun 1803 sewaktu Napoleon dikalahkan di Leipzig oleh pasukan Rusia dan sekutunya.
Kamp Militer Marmont
Di masa pendudukan Perancis ini, militer Belanda dan tentaranya juga dikuasai oleh Perancis. Pada tahun 1804, seorang jenderal Perancis bernama Auguste de Marmont diangkat menjadi komandan atas pasukan yang merupakan gabungan antara tentara Perancis dan Batavia (Belanda).
Sebagai usaha untuk menyatukan kedua pasukan ini, Marmont membuat sebuah kamp latihan yang sangat besar di kawasan hutan dan padang di dekat Utrecht, yang sekarang menjadi desa bernama Austerlitz ini. Kamp ini memuat 18.000 tentara – sangat banyak jumlah mereka! Pasukan ini dipersiapkan untuk membantu Perancis menyerang Inggris.
Kamp tentara ini dibuat di dalam bentuk deretan tenda yang panjangnya mencapai 3 kilometer! Daerah ini dilihat sebagai daerah yang ideal untuk berlatih berperang, karena ada padang yang lapang dan hutan. Sampai sekarang sebagian daerah ini masih dijadikan tempat berlatih militer bagi tentara Belanda.
Monumen peringatan
Pada saat latihan pasukan ini berakhir, Jenderal Marmont membangun monumen sebagai peringatan bahwa pasukannya pernah berlatih di Woudenberg. Marmont yang 6 tahun sebelumnya pernah melakukan perjalanan militer ke Mesir bersama Napoleon Bonaparte, telah menyaksikan kemegahan Piramida Firaun di sana. Hal ini menginspirasi Marmont untuk membangun monumen dalam bentuk piramida.
Pertimbangan Marmont yang lain adalah piramida merupakan bentuk monumen yang sederhanda dan dapat dikerjakan dalam waktu singkat. Akhirnya di dalam jangka waktu 27 hari, Pyramide van Austerlitz dibangun. Piramida ini merupakan gundukan tanah yang ditutupi rumput, dibangun di titik tertinggi dari Utrechtse Heuvelrug, ‘bukit’ di propinsi Utrecht.
Pyramide van Austerlitz dibangun dengan tinggi 33 meter, termasuk obelisk (menara) di puncaknya. Piramida ini diresmikan pada tanggal 12 Oktober 1804, dan dipersembahkan bagi Kaisar Napoleon Bonaparto. Sejatinya piramida ini diberi nama Pyramide Marmont sesuai nama Jenderal Marmont yang membuatnya, tetapi 2 tahun kemudian Raja Lodewijk Bonaparte mengubah nama monument ini menjadi Pyramide van Austerlitz, sebagai penghormatan atas kemenangan besar pasukan Napoleon melawan koalisi Rusia dan Austria di kota Austerlitz, Ceko.
Piramida di negeri Tulip
Sebenarnya sih secara ukuran, piramida ini tidak terlalu istimewa. Tetapi piramida ini merupakan salah satu monumen yang penting dari masa penjajahan Perancis di Belanda. Meskipun Perancis tidak sampai 20 tahun menjajah Belanda, ada beberapa peninggalan aturan Perancis yang mengubah tata kehidupan bangsa Belanda secara radikal. Contohnya adalah peraturan bahwa semua orang Belanda harus memiliki nama belakang (nama keluarga).
Hal lain yang penting adalah penggunaan ukuran metrik (meter dan kilo), dan juga penggunaan satu mata uang yang sama. Selain itu ada juga aturan hukum soal kesejahteraan gereja dan orang miskin, juga perubahan di dalam hukum dasar negara Belanda.
Karena pentingnya sejarah inilah, Pyramide van Austerlitz menjadi monumen yang cukup penting. Posisinya yang berada di tengah hutan membuat pengunjung bisa menikmati hutan setelah atau sebelum mengunjungi piramida. Apalagi dengan adanya Taman Bermain di dekatnya, banyak pengunjung taman bermain yang juga lalu penasaran dan pergi ke sana.
Kita perlu membayar tiket untuk dapat memasuki kawasan ini. Pengunjung berusia 13 tahun ke atas harus membayar 3,5 Euro per orang. Anak-anak tarifnya 1,5 Euro per orang. Kalau kita ingin masuk kawasan tapi tidak memanjat sampai ke atas piramida cukup membayar 1,5 Euro saja per orang. Tapi ya rugi dong ya kalau sudah sampai di sana dan tidak sampai ke puncaknya.
Kami pun memutuskan untuk memanjat sampai ke puncak piramida. Di atas sana kami melihat menara (obelisk), dan dari sekitar pagarnya kami bisa melihat kota Utrecht di kejauhan. Di sepanjang pagar tertera papan-papan keterangan yang berisi foto-foto dan informasi yang penting mengenai masa pendudukan Perancis pada umumnya, dan kamp mileter Marmont serta pembangunan piramida pada khususnya. Selain ada juga panah yang menunjuk arah kepada kota-kota di sekitar piramida, lengkap dengan berapa jaraknya dari piramida (dalam kilometer).
Sebenarnya ini bukan kali pertama kami mengunjungi Pyramide van Austerlitz. Beberapa tahun yang lalu kami sudah pernah datang ke sini bersama anak-anak sewaktu mereka masih balita. Tapi tentu saja kali ini jadi lebih menarik karena mereka sudah bisa ingat tentang serunya manjat ke atas piramida dan juga sedikit sejarah yang saya terangkan kepada mereka.
Buat saya pribadi, kunjungan kali ini terasa lebih berharga. Dengan bertambahnya kemampuan saya berbahasa Belanda, membaca keterangan tentang sejarah pendudukan Perancis di Belanda menjadi lebih mudah. Saya juga jadi sedikit tahun tentang Napoleon Bonaparte yang namanya sebelum ini sudah sering saya dengar tapi tidak pernah betul-betul saya ketahui sepak terjangnya.
Semoga catatan jalan-jalan dan sedikit sentuhan kepada pelajaran sejarah ini juga menghibur dan memberi informasi buat teman-teman yang membaca ya!
What a story. Baru tahu ternyata ada kisah kakak adik Napoleon dan Lodewijk ini. Bagus ya kalo keterangan sejarah disimpan lengkap begini jadi ga hilang pengetahuannya. Andai di sini banyak tempat bersejarah dengan keterangan lengkap seperti ini ya.. Sejarah kita kan kaya juga.
Thank you for sharing ya teh
baru tahu ada piramida ini di Europe, kepikir ya mereka lagi jaman perang malah bangun piramida 😀
liat foto-fotonya jadi ingat komik Asterix , dan ada Obelix juga hehe
Wah aku baru tahu ada monumen terinspirasi dari Piramida Mesir. Menarik tahu background seperti ini teh. Instagrammable banget dong ya pastinya
Jangankan TehTeteh yang di Indo, aku yang di Belanda aja baru tahu ada monumen ini. Emang mainnya kurang jauh, hehe.. Menarik banget ya berkunjung ke tempat yang disertai dengan keterangan sejarah yang lengkap. Sayangnya kalo bawa anak kecil, jadi ga bisa khusyuk baca karena keburu ditarik-tarik, hiks.
Btw itu naik ke atas pakai tangga atau ada liftnya kayak monas? lebih tinggi monas atau pyramida itu? Eh btw, dikau udah penah ke monas? Aku baru sekali ke monas, dan somehow membaca penjelasan ini membuatku ingat monas. Di Monas juga bawahna kan ada kayak museum yang menjelaskan sedikit sejarah Indonesia. Tapi, aku udah lupa lagi ada apa aja di sana hahaha. Yuk kalau mudik kita ke Monas ajak anak-anak . (Maap klo komennya jadi ga nyambung ya, hahahahahaha).